ETIKA BISNIS
(TUGAS
SOFTSKILL 1)
DISUSUN OLEH
:
NAMA : MIFTAHUL ROHMAH
NPM : 15213480
KELAS : 4EA21
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
PTA
2016/2017
BAB I
DEFINISI
ETIKA BISNIS DAN BISNIS SEBAGAI PROFESI
1.1. Hakekat
Mata Kuliah Etika Bisnis
Menurut Drs. O.P. Simorangkir
bahwa hakikat etika bisnis adalah menganalisis atas asumsi-asumsi bisnis, baik
asumsi moral maupun pandangan dari sudut moral. Karena bisnis beroperasi dalam rangka suatu sistem ekonomi, maka
sebagian dari tugas etika bisnis hakikatnya mengemukakan pertanyaan-pertanyaan
tentang sistem ekonomi yang umum dan khusus, dan pada gilirannya menimbulkan
pertanyaan-pertanyaan tentang tepat atau tidaknya pemakaian bahasa moral untuk
menilai sistem-sistem ekonomi, struktur bisnis.
Contoh praktek etika bisnis yang dihubungkan dengan moral : Uang milik perusahaan tidak boleh
diambil atau ditarik oleh setiap pejabat perusahaan untuk dimiliki secara
pribadi. Hal ini bertentangan dengan etika bisnis. Memiliki uang dengan cara
merampas atau menipu adalah bertentangan dengan moral. Pejabat perusahaan yang
sadar etika bisnis, akan melarang pengambilan uang perusahaan untuk kepentingan
pribadi, Pengambilan yang terlanjur wajib dikembalikan.
Contoh tidak memiliki kesadaran moral :
Seorang berdarah dingin dijalan juanda, jakarta yang sangat ramai itu
menodong dengan cerulit dan merampas harta milik seseorang. Baginya menodong
itu merupakan kebiasaan dan menjadi profesinya. Apakah ada kesadaran moral
bahwa perbuatan itu bertentangan dan dilarang oleh ajaran agama, hukum dan
adat? Sejak kecil ia ditinggalkan oleh ibu dan bapaknya akibat perceraian, ia
bergaul dengan anak gelandangan, pencuri. Sesudah dewasa menjadi penodong
ulung. Ia menodong atau membunuh tanpa mengenal rasa takut atau berdosa, bahkan
sudah merupakan suatu profesi.
1.2. Definisi
Etika dan Bisnis
Pengertian Bisnis Menurut Para Ahli
adalah :
1)
Stainford
(1979)
“Business is all those activities in providing the goods and services
needed or desired by people”. Dalam pengertian ini bisnis sebagai aktifitas
yang menyediakan barang atau jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh
konsumen. Dapat dilakukan oleh organisasi perusahaan yang memiliki badan hukum,
perusahaan yang memiliki badan usaha, maupun perorangan yang tidak memiliki
badan hukum maupun badan usaha.
2)
Brown dan
Petrello (1976)
“Business is an institution which produces goods and services demanded by
people”. Artinya bisnis ialah suatu lembaga menghasilkan barang dan jasa yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka
lembaga bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, sambil memperoleh laba.
Dalam ilmu ekonomi, Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau
jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara
historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang
berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam
artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang
sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata “bisnis” sendiri
memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya — penggunaan singular kata bisnis
dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan
ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih
luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya “bisnis pertelevisian.”
Penggunaan yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh
komunitas penyedia barang dan jasa. Meskipun demikian, definisi “bisnis” yang
tepat masih menjadi bahan perdebatan hingga saat ini.
Etika dalam bahasa Yunani kuno: “ethikos“, berarti “timbul dari kebiasaan”)
adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang
mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan
penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar,
salah, baik, burul dan tanggung jawab.
Etika
terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika
normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan
nilai-nilai etika).
Pengertian etika menurut para ahli :
1)
Menurut Rosita
Noer : Etika adalah ajaran (normatif) dan pengetahuan (positif) tentang
yang baik dan yang buruk, menjadi tuntutan untuk mewujudkan kehidupan yang
lebih baik.
2)
Menurut Drs.
O.P. Simorangkir : Etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam
berperilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
3)
Drs. Sidi
Gajalba dalam sistematika filsafat : Etika adalah teori tentang tingkah laku
perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat
ditentukan oleh akal.
4)
Drs. H.
Burhanudin Salam : Etika adalah cabang filsafat yang berbicara
mengenai nilai norma dan moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.
Etika juga memiliki pengertian arti yang berbeda-beda jika dilihat dari
sudut pandang pengguna yang berbeda dari istilah itu.
1)
Bagi ahli falsafah, etika adalah ilmu atau kajian
formal tentang moralitas.
2)
Bagi sosiolog, etika adalah adat, perilaku orang-orang
dari lingkungan budaya tertentu.
3)
Bagi praktisi profesional termasuk dokter dan tenaga
kesehatan lainnya etika berarti kewajiban dan tanggung jawab memenuhi harapan
(ekspektasi) profesi dan masyarakat, serta bertindak dengan cara-cara yang
profesional, etika adalah salah satu kaidah yang menjaga terjalinnya interaksi
antara pemberi dan penerima jasa profesi secara wajar, jujur.
Etika bisnis
merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek
yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis
dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta
pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra
kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan
meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis
dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati
kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis
dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan
menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan
dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
Etika Bisnis
Menurut Para Ahli, yaitu :
1)
Menurut Velasques(2002),
etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yangbenar dan
salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam
kebijakan, institusi dan perilaku bisnis.
2)
Menurut Hill dan
Jones(1998), menyatakan bahwa etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk
membedakan antara salah dan benar guna memberikan pembekalan kepada setiap
pemimpinperusahaan ketika mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis
yang terkaitdengan masalah moral yang kompleks. Lebih jauh ia mengatakan
Sebagian besar dari kita sudah memiliki rasa yang baik dari apa yang benar dan
apa yang salah, kita sudah tahu bahwa salah satu untuk mengambil tindakan yang
menempatkan resiko kehidupan yang lain.”).
3)
Menurut Steade
et al (1984 : 701), dalam bukunya ”Business, Its Natura and Environment An
Introduction” Etika bisnis adalah standar etika yangberkaitan dengan tujuan dan
cara membuat keputusan bisnis.”.
1.3. Etika Moral, Hukum dan Agama
Pada dasarnya, etika moralitas berwacana untuk menentukan kita sebaiknya
menjadi orang seperti apa. Dalam etika moralitas, suatu tindakan dianggap benar
jika tindakan itu mendukung perilaku karakter yang baik (bermoral) dan dianggap
salah jika tindakan itu mendukung perilaku karakter yang buruk (tidak
bermoral). Etika moral lebih bersifat pribadi, namum moral pribadi akan berkaitan
erat dengan moral bisnis. Jika perilaku seseorang dalam kehidupan pribadinya
bermoral, maka perilakunya dalam kehidupan bisnis juga akan bermoral.
Dalam memecahkan masalah, kita tidak perlu binggung untuk memilih teori
mana yang sebaiknya digunakan, sebab kita dapat menggunakan semua teori itu
untuk menganalisis suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda dan melihat
hasil apa yang diberikan masing-masing teori itu kepada kita.
Hukum membutuhkan moral. Dalam kekaisaran roma terdapat pepatah quid leges
sine moribus? Yang artinya adalah apa guna undang-undang jika tidak disertai
moralitas? Tanpa moralitas, hukum akan kosong. Kualitas hukum sebagian besar
ditentukan oleh mutu moralnya. Karena itu hukum selalu harus diukur dengan
norma moral. Disisi lain moral juga membutuhkan hukum. Moral tidak ada artinya
jika tidak diungkapkan dan dilembagakan dalam masyarakat.
Etika mendukung keberadaan Agama, dimana etika sanggup membantu manusia
dalam menggunakan akal pikiran untuk memecahkan masalah. Perbedaan antara etika
dan ajaran moral agama yakni etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional.
Sedangkan Agama menuntut seseorang untuk mendasarkan diri pada wahtu Tuhan dan
ajaran agama.
Dari asal katanya Ethics atau Etika berarti moral sedangkan Ethiquetle atau
Etiket berarti sopan santun.
Ciri-ciri Etiket :
1)
Etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan
manusia. Diantara beberapa cara yang mungkin, etiket menunjukkan cara yang
tepat, artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam suatu kalangan
tertentu.
2)
Etiket hanya berlaku dalam pergaulan. Bila tidak ada
saksi mata, maka maka etiket tidak berlaku.
3)
Etiket bersifat relatif artinya yang dianggap tidak
sopan dala suatu kebudayaan, bisa saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain.
1.4.Klasifikasi Etika
Menurut buku yang berjudul “Hukum dan Etika Bisnis” karangan Dr. H. Budi Untung, S.H., M.M, etika
dapat diklasifikasikan menjadi :
1)
Etika Deskriptif
Etika
deskriptif yaitu etika di mana objek yang dinilai adalah sikap dan perilaku
manusia dalam mengejar tujuan hidupnya sebagaimana adanya. Nilai dan pola
perilaku manusia sebagaimana adanya ini tercemin pada situasi dan
kondisi yang telah membudaya di masyarakat secara turun-temurun.
2)
Etika Normatif
Etika normatif yaitu sikap dan perilaku manusia atau masyarakat sesuai
dengan norma dan moralitas yang ideal. Etika ini secara umum dinilai memenuhi
tuntutan dan perkembangan dinamika serta kondisi masyarakat. Adanya tuntutan
yang menjadi avuan bagi masyarakat umum atau semua pihak dalam
menjalankan kehidupannya.
3)
Etika Deontologi
Etika deontologi yaitu etika yang dilaksanakan dengan dorongan oleh
kewajiban untuk berbuat baik terhadap orang atau pihak lain dari pelaku
kehidupan. Bukan hanya dilihat dari akibat dan tujuan yang ditimbulakan oleh
sesuatu kegiatan atau aktivitas, tetapi dari sesuatu aktivitas yang
dilaksanakan karena ingin berbuat kebaikan terhadap masyarakat atau pihak
lain.
4)
Etika Teleologi
Etika Teleologi adalah etika
yang diukur dari apa tujuan yang dicapai oleh para pelaku
kegiatan. Aktivitas akan dinilai baik jika bertujuan baik. Artinya sesuatu yang
dicapai adalah sesuatu yang baik dan mempunyai akibat yang baik. Baik ditinjau
dari kepentingan pihak yang terkait, maupun dilihat dari kepentingan semua
pihak. Dalam etika ini dikelompokkan menjadi dua macam yaitu :
a.
Egoisme : Egoisme yaitu etika yang baik menurut pelaku
saja, sedangkan bagi yang lain mungkin tidak baik.
b.
Utilitarianisme : Utilitarianisme adalah etika yang
baik bagi semua pihak, artinya semua pihak baik yang terkait langsung maupun
tidak langsung akan menerima pengaruh yang baik.
5) Etika
Relatifisme
Etika
relatifisme adalah etika yang dipergunakan di mana mengandung perbedaan kepentingan antara kelompok pasrial dan kelompok universal atau global. Etika
ini hanya berlaku bagi kelompok passrial, misalnya etika yang sesuai dengan
adat istiadat lokal, regional dan konvensi, sifat dan lain-lain. Dengan
demikian tidak berlaku bagi semua pihak atau masyarakat yang bersifat global.
1.5. Konsepsi Etika
Konsep-konsep dasar etika antara lain adalah (Bertens, 2002) : (i) ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku
manusia serta azas-azas akhlak (moral) serta kesusilaan hati seseorang untuk
berbuat baik dan juga untuk menentukan kebenaran atau kesalahan dan tingkah
Laku seseorang terhadap orang lain, antara lain :
1)
Utilitarianisme
Utilitarianisme menyatakan bahwa suatu tindakan diangap baik bila tindakan
ini meningkatkan derajat manusia. Penekanan dalam utilitarianisme bukan pada
memaksimalkan derajat pribadi, tetapi memaksimalkan derajat masyarakat secara
keseluruhan. Dalam implementasinya sangat tergantung pada pengetahuan kita akan
hal mana yang dapat memberikan kebaikan terbesar.
2)
Analisis Biaya-Keuntungan (Cost-Benefit Analysis)
Pada dasarnya, tipe analisis ini hanyalah satu penerapan utilitarianisme. Dalam
analisis biaya-keuntungan, biaya suatu proyek dinilai, demikian juga
keuntungannya. Hanya proyek-proyek yang perbandingan keuntungan terhadap
biayanya paling tinggi saja yang akan diwujudkan.
3)
Etika Kewajiban dan Etika Hak
Etika kewajiban (duty ethics) menyatakan bahwa ada tugas-tugas yang harus
dilakukan tanpa mempedulikan apakah tindakan ini adalah tindakan terbaik.
Sedangkan, etika hak (right-ethics) menekankan bahwa kita semua mempunyai hak
moral, dan semua tindakan yang melanggar hak ini tidak dapat diterima secara
etika, Etika kewajiban dan etika hak sebenarnya hanyalah dua sisi yang berbeda
dari satu mata uang yang sama. Kedua teori ini mencapai akhir yang sama;
individu harus dihormati, dan tindakan dianggap etis bila tindakan itu
mempertahankan rasa hormat kita kepada orang lain. Kelemahan dari teori ini
adalah terlalu bersifat individu, hak dan kewajiban bersifat individu. Dalam
penerapannya sering terjadi bentrok antara hak seseorang dengan orang lain.
4)
Etika Moralitas
Pada dasarnya, etika moralitas berwacana untuk menentukan kita sebaiknya
menjadi orang seperti apa. Dalam etika moralitas, suatu tindakan dianggap benar
jika tindakan itu mendukung perilaku karakter yang baik (bermoral) dan dianggap
salah jika tindakan itu mendukung perilaku karakter yang buruk (tidak
bermoral). Etika moral lebih bersifat pribadi, namum moral pribadi akan
berkaitan erat dengan moral bisnis. Jika perilaku seseorang dalam kehidupan
pribadinya bermoral, maka perilakunya dalam kehidupan bisnis juga akan
bermoral.
Dalam memecahkan masalah, kita tidak perlu binggung untuk memilih konsep
mana yang sebaiknya digunakan, sebab kita dapat menggunakan semua teori itu
untuk menganalisis suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda dan melihat
hasil apa yang diberikan masing-masing teori itu kepada kita.
DAFTAR
PUSTAKA
Untung,
Budi. 2012. Hukum dan Etika Bisnis.
Yogyakarta: CV Andi Offset.
http://rezaandhika43.blogspot.co.id/2015/10/tugas-kelompok-bab-1-dan-bab-2-etika.html
http://muhammadridanto.blogspot.co.id/2015/10/tugas-kelompok-10-etika-bisnis-etika.html
Link Blog :
http://miftahulroh.blogspot.co.id/2016/10/etika-bisnis-tugas-softskill-1.html